Srikandi News

Pasukan Perdamaian PBB Melawan Pemberontak M23 di Kongo

Berbagi Berita Ini Keteman

Penjaga perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo bentrok dengan pemberontak gerakan M23, sementara pertempuran antara tentara Kongo dan pemberontak di wilayah timur negara itu memasuki hari ketiga.

 


Pejabat PBB dan Kongo mengatakan Jumat pasukan penjaga perdamaian menembaki pemberontak di luar kota Goma setelah tembakan artileri pemberontak menewaskan dua warga sipil. Ini adalah bentrokan pertama antara brigade PBB dan M23.

Tentara dan pemberontak M23 masing-masing menyalahkan pihak lain sebagai pemicu kerusuhan di Goma, kota berpenduduk sekitar satu juta orang di perbatasan dengan Rwanda.

Jurubicara militer Kolonel Olivier Hamuli Kamis mengatakan tentara unggul dalam pertempuran itu.

Dalam wawancara dengan VOA, wakil juru bicara M23 Lawrence Kingston mengatakan kelompok pemberontak ingin melanjutkan pembicaraan perdamaian yang dimulai di Uganda, tapi pemerintah belum bekerja sama.

Bentrokan Baru Meletus Antara Tentara dan Pemberontak di Kongo 

 

 

Bentrokan baru meletus antara tentara dan pemberontak M23 di Republik Demokratik Kongo. Kedua pihak saling tuduh memulai bentrokan Rabu malam (21/8) di luar kota Goma.

Juru bicara militer Kolonel Olivier Hamuli mengatakan pemberontak melancarkan serangan, namun tentara dapat menguasai keadaan.

M23 mengatakan kerusuhan dimulai setelah tentara pemerintah mulai digelar dekat posisi pemberontak dan melancarkan serangan-serangan kecil.

Dalam wawancara dengan VOA, wakil juru bicara M23 Lawrence Kingston mengatakan kelompok pemberontak ingin melanjutkan pembicaraan perdamaian yang dimulai di Uganda, tetapi pemerintah tidak mau bekerja sama.

Pertempuran itu merupakan bentrokan besar pertama sejak tentara mengebom markas M23 pada Juli dan mengusir pemberontak beberapa kilometer dari Goma.

PBB Tetapkan Zona Keamanan Republik Demokratik Kongo 

 

 

Juru bicara PBB Martin Nesirky hari Kamis mengatakan tujuan zona itu adalah untuk memberikan perlindungan yang lebih baik kepada lebih dari satu juta warga sipil yang tinggal di kota Goma dan kota Sake, termasuk pengungsi dalam negeri.

Hari Selasa, misi PBB di Kongo mengatakan pihaknya memberikan waktu 48 jam kepada orang-orang di zona itu yang bukan bagian dari pasukan keamanan nasional untuk menyerahkan senjata mereka.

Dikatakan warga sipil yang bersenjata setelah batas waktu itu akan dianggap sebagai "ancaman" dan pasukan penjaga perdamaian PBB akan mengambil tindakan untuk melucuti senjata mereka.

Dalam sebuah pernyataan hari Kamis, para pejabat PBB mengatakan zona keamanan itu bukan operasi ofensif dan tidak menarget kelompok bersenjata manapun.

Zona itu ditetapkan setelah serangkaian serangan terhadap tentara Kongo oleh pemberontak M23. PBB mengatakan tembakan sembarangan dalam serangan-serangan tersebut telah mengakibatkan korban sipil.(AP/Reuters/VOA)