China dan Kirgistan Gelar Latihan Anti-Terorisme
Tentara China dan Kirgistan melakukan latihan gabungan anti-terorisme besar-besaran di perbatasan kedua negara Minggu pagi.
Dalam jumpa pers hari Sabtu di kota Urumqi, Daerah Otonomi Uygur Xinjiang, departemen urusan perbatasan China dan Kirgistan mengumumkan bahwa 460 tentara dan sejumlah peralatan anti-terorisme modern akan digunakan dalam latihan itu.
Negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai dan negara-negara pengamat akan mengirim misi untuk menyaksikan latihan tersebut.
Xi Jinping dikutip sebagai mengatakan, meskipun ia bersedia mengesampingkan sengketa-sengketa wilayah untuk melaksanakan pembangunan, China tidak akan mengalah dalam klaim kedaulatannya. Ia tidak menyebut secara spesifik daerah kelautan mana pun, tetapi pidatonya disampaikan setelah kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Akitaka Saiki.
Jepang menimbulkan kemarahan China tahun lalu dengan nasionalisasi sejumlah pulau tidak berpenghuni di Laut China Timur, yang di Jepang dikenal sebagai Senkaku dan di China dikenal sebagai Diaoyu. Sejak itu China telah meningkatkan patrolinya di dekat gugusan kepulauan itu, memicu kekhawatiran terjadinya bentrokan antar dua negara dengan ekonomi terbesar di Asia.
Di Laut China Selatan, China bersengketa dengan Jepang, Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam dan Malaysia seputar beberapa kepulauan kaya sumber daya itu. Bulan Juli China menolak gugatan Filipina bahwa pihaknya meningkatkan kegiatan militer di daerah Laut Cina Selatan dan mengancam stabilitas kawasan itu.
Amerika telah mendesak semua negara yang terlibat untuk menyelesaikan perbedaan pandangan mereka secara damai.(Reuters/AP/VOA)
Dalam jumpa pers hari Sabtu di kota Urumqi, Daerah Otonomi Uygur Xinjiang, departemen urusan perbatasan China dan Kirgistan mengumumkan bahwa 460 tentara dan sejumlah peralatan anti-terorisme modern akan digunakan dalam latihan itu.
Negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai dan negara-negara pengamat akan mengirim misi untuk menyaksikan latihan tersebut.
China Siap Kerjasama di Perairan Sengketa
Presiden Xi Jinping mengatakan Beijing bersedia mengesampingkan sengketa wilayah dan melanjutkan pembangunan bersama di perairan yang disengketakan.
Media pemerintah China melaporkan, Presiden China Xi Jinping menyampaikan hal itu hari Rabu (31/7) dalam pidato di hadapan Politbiro yang berpengaruh di negara itu.
Xi Jinping dikutip sebagai mengatakan, meskipun ia bersedia mengesampingkan sengketa-sengketa wilayah untuk melaksanakan pembangunan, China tidak akan mengalah dalam klaim kedaulatannya. Ia tidak menyebut secara spesifik daerah kelautan mana pun, tetapi pidatonya disampaikan setelah kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Akitaka Saiki.
Jepang menimbulkan kemarahan China tahun lalu dengan nasionalisasi sejumlah pulau tidak berpenghuni di Laut China Timur, yang di Jepang dikenal sebagai Senkaku dan di China dikenal sebagai Diaoyu. Sejak itu China telah meningkatkan patrolinya di dekat gugusan kepulauan itu, memicu kekhawatiran terjadinya bentrokan antar dua negara dengan ekonomi terbesar di Asia.
Di Laut China Selatan, China bersengketa dengan Jepang, Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam dan Malaysia seputar beberapa kepulauan kaya sumber daya itu. Bulan Juli China menolak gugatan Filipina bahwa pihaknya meningkatkan kegiatan militer di daerah Laut Cina Selatan dan mengancam stabilitas kawasan itu.
Amerika telah mendesak semua negara yang terlibat untuk menyelesaikan perbedaan pandangan mereka secara damai.(Reuters/AP/VOA)
secara damai.