Serangan Senjata Kimia Suriah 'Omong Kosong'
Presiden Rusia Vladimir Putih mendesak AS agar menunggu tim senjata kimia PBB yang menuntaskan tugasnya di Damaskus untuk memaparkan temuannya.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mendesak negara-negara kekuatan
dunia agar menahan diri untuk tidak menyerang Suriah, di saat Presiden
AS Barack Obama telah menyatakan AS akan melancarkan intervensi militer
terhadap Suriah atas dugaan serangan senjata kimia.
Putin mengatakan Sabtu bahwa penggunaan senjata kimia oleh Suriah “omong kosong,” karena pasukan pemerintah Suriah lebih unggul dari pemberontak.
Ia juga mendesak AS agar menunggu tim senjata kimia PBB yang menyelesaikan tugas di Damaskus dan meninggalkan Suriah pada hari Sabtu untuk memaparkan temuannya.
Para inspektur PBB mengumpulkan sampel dari lokasi dugaan serangan gas beracun di pinggiran kota Damaskus. Kelompok ini akan melapor kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Sebelumnya, Jumat (30/8), Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan komunitas intelijen menemukan bukti-bukti yang menunjukkan pemerintah Suriah melakukan serangan gas beracun minggu lalu.
Kerry mengatakan bukti menunjukkan lebih dari 1.400 warga Suriah tewas dalam serangan itu, termasuk sedikitnya 426 anak-anak.
Presiden Obama telah mengadakan pertemuan dengan penasehat keamanan nasional, Kongres dan sekutu Amerika. Katanya, dia sedang mempertimbangkan respon "terbatas dan terarah."
Dalam perkembangan lain, oposisi Koalisi Nasional Suriah dan beberapa warga sipil di Damaskus mengatakan pasukan pemerintah Suriah telah mengumpulkan tahanan politik yang berpotensi digunakan sebagai perisai manusia dalam serangan militer.(Reuter/VOA)
Putin mengatakan Sabtu bahwa penggunaan senjata kimia oleh Suriah “omong kosong,” karena pasukan pemerintah Suriah lebih unggul dari pemberontak.
Ia juga mendesak AS agar menunggu tim senjata kimia PBB yang menyelesaikan tugas di Damaskus dan meninggalkan Suriah pada hari Sabtu untuk memaparkan temuannya.
Para inspektur PBB mengumpulkan sampel dari lokasi dugaan serangan gas beracun di pinggiran kota Damaskus. Kelompok ini akan melapor kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Sebelumnya, Jumat (30/8), Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan komunitas intelijen menemukan bukti-bukti yang menunjukkan pemerintah Suriah melakukan serangan gas beracun minggu lalu.
Kerry mengatakan bukti menunjukkan lebih dari 1.400 warga Suriah tewas dalam serangan itu, termasuk sedikitnya 426 anak-anak.
Presiden Obama telah mengadakan pertemuan dengan penasehat keamanan nasional, Kongres dan sekutu Amerika. Katanya, dia sedang mempertimbangkan respon "terbatas dan terarah."
Dalam perkembangan lain, oposisi Koalisi Nasional Suriah dan beberapa warga sipil di Damaskus mengatakan pasukan pemerintah Suriah telah mengumpulkan tahanan politik yang berpotensi digunakan sebagai perisai manusia dalam serangan militer.(Reuter/VOA)