Mesir semakin porak poranda
Berbagai bentrokan pecah antara pendukung Ikhwanul Muslimin dan polisi pada 'Hari Kemarahan' setelah ribuan pendukung Ikhwanul Muslimin berbaris di beberapa lokasi di seluruh Mesir.

Berbagai bentrokan pecah antara pendukung Ikhwanul Muslimin dan polisi, Jumat (16/8) setelah ribuan pendukung kelompok Ikhwanul Muslimin berbaris di beberapa lokasi di seluruh Mesir.
Pertempuran sengit antara demonstran dan pasukan militer di Lapangan Ramses di Kairo berujung pada puluhan orang tewas. Helikopter militer terlihat mengelilingi lokasi. Saksi mata mengatakan kepada stasiun televisi al-Jazerra bahwa terlihat penembakan dari helikopter terhadap demonstran di alun-alun.
Berbagai saluran televisi berbahasa Arab menunjukkan pendukung Ikhwanul menembakkan senjata otomatis ke sasaran di bawah jembatan utama di distrik Zamalek, Kairo. Beberapa saksi mata mengatakan para pengunjuk rasa menembaki polisi, sementara yang lain mengatakan mereka menembaki penduduk daerah tersebut.
Pensiunan Jenderal Mesir Hossam Suweillam kepada al-Arabiya TV yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin adalah "tindakan terorisme," dan mengatakan kelompok tersebut memiliki "sejarah panjang kekerasan."
Polisi Mesir Gunakan Peluru Tajam


Pihak berwenang Mesir menuduh Ikhwanul dan para pendukung Morsi melakukan terorisme dan sabotase. Ikhwanul mengatakan negara itu sedang kembali ke tirani.
Polisi Mesir menggunakan senjata api, kendaraan lapis baja dan buldoser untuk menghancurkan dua kamp protes besar di Kairo hari Rabu. Korban tewas dari kekerasan itu secara resmi dilaporkan berjumlah 638, tetapi menurut Ikhwanul jumlahnya ribuan.
Para wartawan dan saksi melaporkan melihat kamar mayat darurat dan rumah sakit sementara dengan lantai berlumuran darah yang penuh dengan jenazah.
Presiden Amerika Barack Obama telah membatalkan latihan militer yang dijadwalkan bulan depan dengan Mesir, latihan yang selalu ditunggu-tunggu Mesir.(Reuters/AP//VOA)