TERDUGA TERORIS DITEMBAK MATI DI MELAWI
Pasukan DENSUS 88 anti teror
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Densus 88 anti teror membekuk Aris alias Agri, jaringan terorisme Solo di Desa Beloyang Kecamatan Belimbing Kabupaten Melawi, Sabtu (22/9). Penangkapan dilakukan sekitar pukul 17.00 WIB, berkat kerjasama antara Densus 88, Polda Kalbar dan Polres Melawi.
Informasi sementara yang berhasil diperoleh Tribun menyebutkan seorang teroris yang berhasil dibekuk bernama Aris alias Agri, jaringan teroris bom Solo. Aris datang ke Desa Beloyang Kecamatan Belimbing Kabupaten Melawi sekitar seminggu terakhir, menginap di rumah keluarganya yang bekerja sebagai petani sawit. Bahkan kepolisian juga melumpuhkan terduga dalam kejadian tersebut.
"Penangkapan dilakukan sekitar pukul 17.00 WIB, terhadap seorang jaringan teroris Solo atas nama Aris alias Agri. Penangkapan dilakukan oleh Densus 88 beserta anggota Polda Kalbar, ini hasil pengembangan penangkapan teroris di Solo," ungkap seorang anggota Polres Melawi yang enggan disebutkan namanya.
Sementara Kapolres Melawi AKBP Yudi, hingga berita ini diturunkan belum bisa dikonfirmasi kebenaran penangkapan terorisme tersebut. Nomor telepon selulernya juga dalam kondisi tidak aktif.
Kapolda Kalbar Brigjend Pol Unggung Cahyono melalui kabid Humas Polda Kalbar AKBP Mukson Munandar ketika dikonfirmasi membenarkan pergerakan Densus 88 ke Kabupaten Melawi. Hanya saja dirinya belum memastikan apakah mereka melakukan penangkapan terhadap teroris atau aktifitas lainya.
Kepala Desa Beloyang YS Marjitan mengatakan sejauh ini dirinya belum mengetahui penangkapan yang dilakukan terhadap warganya yang diduga terlibat jaringan terorisme. Pasalnya dirinya sedang berada di Kota Pontianak, sehingga informasi yang diperolehnya juga masih simpang siur.
"Saya memang sempat mendengar kalau ada polisi ke Desa Beloyang tempat saya memimpin, tapi ketika saya hubungi Sekdes dan yang lainya katanya tidak ada apa-apa. Makanya saya masih bingung apa benar di desa saya atau tidak informasi penangkapan terorisme tersebut," ungkapnya kepada Tribun, Sabtu (22/9).
Dirinya mengatakan wilayahnya tersebut termasuk wilayah yang sulit di jangkau di Kabupaten Melawi, bahkan untuk sinyal telepon selulerpun tidak ada. Sehingga sangat sulit mendapatkan informasi kalau terjadi peristiwa di lapangan. "Saya juga masih menunggu informasi lengkap dari kepolisian dan masyarakat," katanya.
Terkait kegiatan umat Islam di wilayahnya di jelaskan Kades, sejauh ini tidak ada yang mencurigakan. Menurutnya semua kegiatan kerohanian terpantau dengan sangat baik, dirinya juga selalu melakukan pemantauan kondisi masyarakatnya. Hal tersebut yang membuatnya merasa heran dengan informasi penangkapan terorisme.
"Kalau di Desa Beloyang itu umat Islamnya sekitar 35 persen, selebihnya adalah non Islam. Selama ini tidak ada yang aneh menurut saya, orang luar yang masuk ke Beloyang juga sejauh ini tidak saya dapatkan informasi," tandasnya.
Marjitan menjelaskan jumlah total warganya di Desa Beloyang Kecamatan Belimbing Kabupaten Melawi tersebut sekitar 400 kepala keluarga. Dengan mata pencaharian sebagai petani kelapa sawit, masyarakat juga hidup rukun antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama lainya.
Pergerakan personil kepolisian ke Desa Beloyang dibenarkan seorang warga Desa Batu Buil Kecamatan Belimbing Lubis. Dirinya mengatakan memang sempat mendengar kabar pergerakan tersebut pada Sabtu sore. Hanya saja dirinya dan masyarakat belum mengetahui secara persis bahwa yang ditangkap adalah teroris.
Segera Lapor
Komandan Korem 121/ABW Kol Inf Binarko ketika dikonfirmasi terpisah mengaku sudah mengetahui adanya pergerakan anggota Densus di Kabupaten Melawi. Hanya saja sejauh ini dirinya belum memastikan bahwa yang dilakukan adalah anggota teroris Solo yang dibekuk petugas kepolisian.
"Kita masih akan terus pantau perkembanganya, apakah memang jaringan terorisme atau bukan. Karena ini wilayah kerja kepolisian, hanya saja tentu kita terus lakukan pemantauan karena masuk wilayah Korem 121 ABW," tandasnya.
Jika benar yang dibekuk adalah terduga teroris, Danrem mengaku sangat menyayangkan, pasalnya ada orang masuk ke wilayah tanpa dilaporkan oleh masyarakat. Padahal semestinya masyarakat pro aktif dengan melaporkan kepada petugas baik kepolisian maupun petugas lainya jika ada warga yang baru masuk.
"Ini juga harus menjadi perhatian bagi masyarakat sekitar khususnya, karena peran masyarakat dalam pemberantasan terorisme sangat besar. Setiap orang baru masuk harus segera dilaporkan minimal kepada kepala desa, agar kepala desa bisa memantau secara langsung aktifitas masyarakat," ungkap Danrem