Srikandi News

KRI Dewaruci Lewati Perairan Somalia dengan Selamat

Berbagi Berita Ini Keteman
KRI Dewaruci Lewati Perairan Somalia dengan Selamat
Surabaya - KRI Dewaruci yang melakukan muhibah keliling dunia, sempat melewati Teluk Aden, Somalia, dengan selamat, padahal wilayah itu dikenal sebagai perairan rawan perompakan.

Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Letkol laut (KH) Yayan Sugiana dalam siaran persnya di Surabaya, Senin, menjelaskan, untuk melewati wilayah itu awak kapal latih taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) tersebut meningkatkan kewaspadaan.

"Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto memerintahkan seluruh prajuritnya sejak dari pelabuhan di Jeddah agar mempersiapkan diri, antara lain penambahan sarana perlindungan berupa 200 sak pasir yang dibeli di Jeddah," katanya.

Sak berisi pasir itu, katanya, kemudian disusun berlapis di beberapa tempat yang dianggap rawan sasaran penembakan, seperti haluan, lambung kiri dan kanan, buritan dan geladak.

"Penyegaran penguasaan berbagai tipe senjata yang akan digunakan saat peran jaga perang kepada seluruh prajurit dilakukan oleh Lettu Laut (P) Hairul Aziz, perwira dari Satuan Pasukan Katak Koarmatim dibantu dua anggotanya yang mengikuti pelayaran tersebut," katanya.

Persenjataan yang dipersiapkan adalah GPMG kaliber 7,62 mm, Minimi kaliber 5,56 mm, SSI-SPG kaliber 5,56, Stayer kaliber 5,56 dan AK-47 kaliber 7,62.

Ia menjelaskan bahwa pada 3 September kapal latih tiang tinggi itu mulai memasuki perairan Teluk Aden, Somalia. Karena dianggap rawan perompakan, maka komandan KRI memberlakukan peran jaga perang di lambung kiri dan lambung kanan.

"Sebanyak 77 prajurit yang berada di kapal mulai dari komandan hingga pangkat terakhir, saat itu tidak luput dari tugas siaga ini. Dua divisi penjagaan dibentuk mengahadapi ancaman yang mungkin akan dihadapi. Divisi satu dipimpin langsung oleh Komandan KRI Dewaruci," katanya.

Sementara divisi dua dipimpin oleh Perwira Pelaksana KRI Dewaruci Mayor Laut (P) Osben Alibos Naibaho. Peran jaga perang itu berlangsung selama dua hari dan sangat menguras tenaga para prajurit di kapal karena saat itu suhu udara sangat panas melebihi kota- kota yang dijelajahi sebelumnya.

Perjalanan dari Jeddah menuju Oman itu berkecepatan 7 knots memakan waktu selama delapan hari dan dua hari di antaranya menelusuri Teluk Aden yang diapit oleh negara Yaman di lambung kiri kapal dan Somalia di lambung kanan.

"Peran jaga perang berakhir 5 September sore karena pelayaran berjalan aman tanpa gangguan dari perompak Somalia," ujar Kadispen Letkol Yayan Sugiana. (*)
 
 
Sumber : antaranews