Srikandi News

Genderang perang untuk Suriah

Berbagi Berita Ini Keteman
Israel diberitakan meluncurkan dua rudal balistik ke arah Suriah. Kedua rudal itu diluncurkan dari wilayah Laut Mediterania bagian tengah menuju perairan dekat Suriah.

Peluncuran tersebut pertama kali dideteksi oleh radar milik Rusia. Informasi ini sempat membuat Rusia dalam kondisi siaga.

“Rudal itu dideteksi oleh radar Armavir,” sebut Kantor Berita Rusia Interfax, seperti dikutip AFP, Selasa (3/9/2013).

“Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shiogu, telah menginformasikan hal ini ke Presiden Vladimir Putin,” lanjut kantor berita itu.

Israel awalnya bungkam perihal peluncuran tersebut. Namun, Kementerian Pertahanan Israel akhirnya memberikan konfirmasi. Mereka berdalih peluncuran itu hanyalah ujicoba.

Aksi Israel tersebut tentunya semakin memanaskan kondisi di Laut Mediterania. Wilayah itu kini ditempati lima kapal perang Amerika Serikat (AS) yang disiapkan untuk menyerang Suriah.

Rusia juga mengirim kapal perangnya untuk mengawasi armada laut AS. Rusia memang menjadi sekutu utama Suriah dan kerap memberi dukungan diplomasi maupun militer kepada pemerintahan Bashar al Assad.


Dari 





Prancis siap untuk aksi militer atas Suriah

Prancis menegaskan tetap siap untuk mengambil tindakan atas Suriah bersama dengan Amerika Serikat.
Kepada koran Le Monde, Presiden Francois Hollande mengatakan tidak tertutup untuk menempuh serangan militer ke  Suriah dalam waktu beberapa hari mendatang.

"Semua pilihan di atas meja. Prancis ingin aksi yang tegas dan proporsional terhadap rezim Damaskus," tuturnya dalam wawancara dengan koran Le Monde.
Menurutnya tetap ada kemungkinan aksi militer atas Suriah sebelum debat di parlemen Prancis tentang Suriah yang akan berlangsung Rabu (04/09) pekan depan.
Dia menegaskan keputusan parlemen Inggris yang menentang intervensi militer atas Suriah tidak mempengaruhi tindakan Prancis.
"Setiap negara berdaulat untuk berpartisipasi atau tidak dalam operasi. Hal itu sah bagi Inggris dan juga bagi Prancis," tegasnya.
Sementara itu Jerman sudah menutup kemungkinan untuk berpartisipasi dalam serangan militer ke Suriah.