Demi Bangsa, Dia Membela Indonesia Bersama Timnas PSSI
Satu lagi sosok satria
pembela persepakbolaan nasional lahir dari kawah chandra dimuka TNI
Angkatan Darat, dia adalah seorang prajurit muda yang kerap mewarnai
perhelatan Tim Garuda yang dihormati kawan sekaligus disegani lawan.
Figur anak muda kelahiran Jepara, 14 Juni 1992 itu terlahir bernama
Agung Supriyanto. Diawali dari hobinya bermain sepak bola sejak duduk di
kelas dua sekolah dasar di Jepara, kemudian ia mendaftarkan diri pada
sekolah sepak bola. Di kelas lima, Ia terpilih memperkuat SD Negeri 5
Bangsri Jepara untuk mewakili sekolahnya mengikuti pertandingan sepak
bola antar sekolah dasar di wilayahnya. Setelah lulus SD, berkat
kepiawaiannya mengolah si kulit bundar, Ia pun mendapatkan tawaran untuk
bersekolah di SMP Negeri 1 Jepara. Hingga pada suatu ajang pertandingan
sepak bola, Ia kembali berhasil menunjukkan prestasinya mengolah bola,
sehingga menjadikan sekolahnya menjadi juara. “Syukur Alhamdulillah,
dari kelas satu hingga kelas tiga, sekolahku dapat juara terus”,
ucapnya.
Prestasinya yang gemilang
tersebut membuat anak tunggal dari pasangan Purbonodan Kasmirah ini
ditawari masuk SMAN 1 Jepara. Pada saat menempuh pendidikan di SMAN 1
Jepara, lagi-lagi pemuda lajang ini mampu mengharumkan sekolahnya
melalui prestasi sepak bola menjadi juara. Setelah lulus dari SMAN 1
Jepara, kemudian Agung mendapat tawaran dari guru-gurunya yang lebih
mengenal bakatnya untuk masuk Sekolah Calon Bintara (Secaba) TNI
Angkatan Darat khusus sepak bola atau yang lebih dikenal dengan Secaba
Sus Sepak Bola Kartika Nusantara. Sekolah Calon Bintara Sepak Bola
tersebut diprakarsai oleh Jenderal (Purn) George Toisutta. Bermula dari
sanalah, Ia menyambut tawaran itu dengan mengikuti seleksi di Semarang,
hingga ia terpilih menjadi salah satu dari 16 peserta seleksi dari
seluruh Jawa Tengah.
Setelah lolos tes di
Semarang, pemuda yang juga pengagum Bambang Pamungkas ini pun
melanjutkan proses seleksi di tingkat pusat, yaitu di Bandung, Jawa
Barat. Pada seleksi akhir tersebut lagi-lagi Ia terpilih menjadi salah
satu dari 30 peserta dari seluruh Indonesia yang lolos tes. Seiring
berjalannya waktu, setelah menempuh pendidikan khusus sepak bola di
Secaba TNI Angkatan Darat selama 1,5 tahun, Ia mendapatkan tawaran
bermain bola dari pelatih Danurwindo yang telah mengamatinya sejak
melaksanakan pendidikan di sekolah sepak bola, untuk bermain di PPSM KN
Magelang yang merupakan Divisi Utama Liga Primer Indonesia. Setahun
memperkuat PPSM KN Magelang, Ia direkomendasikan oleh Danurwindo untuk
mengikuti seleksi Timnas Indonesia U-22, dan akhirnya terpilih untuk
ikut membela timnas besutan Aji Santoso. Menurutnya, mendapat kesempatan
membela timnas merupakan sebuah kebanggaan bagi setiap pemain. “Saya
merasa bangga bercampur haru. Hal ini merupakan sebuah mimpi yang
menjadi kenyataan bagi saya dapat membela timnas,” ujarnya.
Sebagai anggota militer,
sebenarnya ada banyak hal yang bisa mendukung kariernya di klub PPSM KN
Magelang maupun timnas U-22, diantaranya adalah dalam hal pembentukan
karakter dan masalah kedisiplinan. Ia pun mengaku, menjadi pemain sepak
bola merupakan cita-citanya sejak kecil. Berkat ketekunan dalam
berlatih, dia pun bisa masuk ke klub yang dilatih oleh pelatih senior
Danurwindo, serta akhirnya bisa juga memperkuat timnas. “Akhirnya
cita-cita kecil saya kesampaian.
Saya sangat bersyukur dengan
pencapaian ini. Ini adalah awal untuk meraih prestasi menuju ke arah
yang lebih baik”, ungkap laki-laki pengagum pesepakbola asal Brazil
Ronaldo. Oleh karena itu, melalui prestasi yang baru dirintisnya
tersebut, Ia berupaya penuh mendedikasikannya untuk kedua orang tuanya,
teman, dan orang-orang terdekat yang mendukungnya selama ini termasuk
atasannya mulai dari Kasad, para Asisten Kasad, Ketua PSAD, serta
Danrindam III/Siliwangi. “Biasanya menjelang digelarnya pertandingan,
para komandan saya menelepon memberi support”, ungkap remaja berpangkat
Serda ini. Bukan hanya itu saja, setiap usai pertandingan, Ia juga
mengaku kebanjiran ucapan selamat dari para atasannya itu, apalagi
ketika pemain yang pernah membela klub Persijap Jepara U-21 itu mencetak
gol pengunci kemenangan Garuda Muda atas Timor Leste pada babak
kualifikasi Piala Asia AFC U-22 beberapa bulan yang lalu. “Saya memang
cukup dekat dengan para komandan saya, kata mereka, saya sudah dianggap
seperti anak sendiri”, tambahnya.
Walaupun prestasi yang ditorehkan baru
seumur jagung, hal ini tidak menyurutkan prajurit lajang pemegang nomor
punggung 18 di timnas PSSI U-22 untuk terus berprestasi di setiap event
pertandingan, baik di kancah nasional maupun internasional. Hal ini
dibuktikannya sampai sekarang pun Ia masih dipercaya oleh pelatihnya Aji
Santoso untuk melakukan latihan bersama dengan salah satu pemain top
lainnya seperti Andik Vermansyah di PSSI U-22 dalam rangka persiapan
untuk menghadapi Sea Games 2013. Apalagi Ia telah dapat mewakili anggota
TNI Angkatan Darat di timnas yang tentunya menjadi tolok ukur
keberhasilan program Secaba Khusus Sepak Bola Kartika Nusantara. Tahun
ini Kartika Nusantara telah menciptakan 18 pemain baru dari TNI Angkatan
Darat yang berstatus pemain profesional yang bergabung di Divisi Utama
PPSM KN Magelang. Hal ini merupakan terobosan dalam pembinaan sepak bola
di tubuh TNI Angkatan Darat.
Dengan adanya kolaborasi
dari berbagai pihak dibawah koordinasi Bapak Donny Miraza yang
menyertakan tenaga profesional di sepak bola TNI Angkatan Darat seperti
pelatih Danurwindo dan lainnya, Agung dan teman-temannya sesama prajurit
pesepak bola bisa mencapai ini semua, karena materi yang diberikan oleh
pelatih, sama seperti latihan yang dilakukan oleh timnas saat ini. Atas
pertimbangan tersebut, maka Ketua PSAD berupaya menjalankan program
Kartika Nusantara untuk memenuhi sarana dan prasarana latihan serta
program latihan dalam pencarian bibit unggul guna mendukung timnas PSSI
generasi ke depan. Ketika ditanya bagaimana konsep persiapan pembinaan
atlet sepak bola untuk prestasi yang baik, secara terbuka Ia menjelaskan
bahwa dalam pembinaan ini ada beberapa persyaratan yang tidak bisa
ditinggalkan, diantaranya atlet harus selalu dalam keadaan sehat, baik
itu sehat jasmani maupun rohani. “Atlet harus mempunyai mental dan fisik
yang selalu terlatih; dapat menguasai teknik, taktik, dan strategi yang
telah diajarkan pelatih dalam setiap materi yang diberikan dengan
serius; makan makanan yang bergizi seimbang dengan tenaga yang
dikeluarkannya, serta istirahat yang cukup”, ujarnya mantap. Dapat
bermain kolektif, penuh konsentrasi, dan berupaya menang dalam setiap
pertandingan. Dalam latihan dibutuhkan pelatih yang berkualitas,
profesional, bukan sekadar pelatih sepak bola biasa serta tidak lupa
untuk selalu berdoa dan memohon doa restu dari orang tua, keluarga dan
handai taulan serta para atasan, agar semua yang diinginkan dapat
mencapai hasil yang memuaskan.
Dengan usia yang masih 20 tahun, langkah
karier Serda Agung Supriyanto di tingkat sepakbola Indonesia masih
sangat panjang. Ia berharap bisa menjadi pemain profesional dan dapat
bergabung dengan Persija Jakarta bermain bersama sang idolanya yaitu
Bambang Pamungkas dalam satu tim. Peluang untuk menjadi penerus Bambang
Pamungkas sebagai ujung tombak andalan Timnas senior pun sangat terbuka
lebar bagi pemain yang berprestasi, bahkan bisa melebihi pencapaian
idolanya sebagai pencetak gol terbanyak. Sebagai prajurit TNI Angkatan
Darat, ia juga memiliki kewajiban untuk memperkuat korpsnya dalam wadah
Persatuan Sepak bola TNI Angkatan Darat (PSAD) jika tak lagi menjadi
pemain profesional, sehingga akan kembali ke markas dan menjadi seorang
militer yang sapta margais. Selamat berjuang Serda Agung, berikan hasil
maksimal untuk Indonesia, ciptakan gol-gol indahmu ke gawang lawan, dan
gapailah mimpimu untuk membawa Timnas menjadi Juara ..!(puspenad)